Senin, Mei 26, 2008

Batik

Batik sedang ngetrend ! Ya, sepertinya begitu. Kalo kita perhatikan akhir2 ini di tempat2 umum banyak orang terutama wanita yang menggunakan batik. Dengan model yang sangat beragam. Batik tidak hanya dipakai di acara-acara tertentu tapi sudah jadi pakaian harian. Tidak sedikit juga para ABG yang memakainya.

Saya pribadi sih ngerasa seneng dan juga bangga melihat batik bisa menjadi trend. Jika kita lihat ke belakang batik sangat jarang diminati oleh kebanyakan orang terutama untuk pakaian harian.

Apakah 100 tahun Kebangkitan Indonesia menjadi salah satu pemicu ngetrend nya batik ? Atau hal lain ? Saya nggak tau ! Karena saya bukan pengamat mode ! :)

Tapi apapun alasan batik menjadi trend kita patut bangga.


Masparjon

jakartaselatan260508menjelangpulangkantor

Jumat, Mei 23, 2008

Datang dan dukung WIKUSAMA team

Sebagai wikusamania yuk kita dukung rekan-rekan kita yang akan mengikuti kejuaraan futsal di HNW Cup yang akan diselenggarakan tanggal 24 Mei 2008 di Pondok indah.

Adapun Jadwalnya adalah sebagi berikut:
Wikusama A:
I. Wikusama A vs GFC : Sabtu 24 Mei 2008 , Jam 10.00
II. Wikusama A vs BFC : Sabtu 24 Mei 2008 , Jam 17.00
III. Wikusama A vs KBFC : Sabtu 24 Mei 2008 , Jam 18.40

Wikusama B:
I. Wikusama B vs The Gibolers : Sabtu 24 Mei 2008 ,Jam 13.20
II. Wikusama B vs Bellatex : Sabtu 24 Mei 2008 ,Jam 16.00

Adapun para pemain adalah sebagai berikut:

WIKUSAMA A:
- Bayu Indriarko (10)
- Jenjang S Utomo (10)
- Agus Rianto (9)
- Eddy Mulyono (9)
- Yahya Ilham W (10)
- Arip Triyanto (10)
- Johan Ari W (10)
- M Isa Wibisono (10)
- Ahmad Syuaib Jamali (10)
- Perdana RH (10)
- Eddy Prio A (10)
- Andhika Restama (10)

WIKUSAMA B:
- Kardi (1)
- Asep Rianto (7)
- Eric Moelyo W (7)
- Hudi Wahyu U (4)
- Meiteor Novembri A (7)
- Sekenda Yuli F (6)
- Ardian Harianto (7)
- Juni Hadi (1)
- M Awang Junaedi (1)
- Jerry Dwi (7)
- Imanuel Sudarsono

Yuk ...

Semoga mendapat Juara !!!

Menyeberang jalan




Gambar diatas adalah poster pesan layanan masyarakat yang isinya patut kita renungkan. Mungkin salah satu langkah awal untuk INDONESIA bangkit, yaitu dengan tidak menyeberang jalan sembarangan.

Monggo ...

Selasa, Mei 13, 2008

Meningkatkan kualitas ibadah

Sebagai seorang muslim ada ibadah kita yang wajib dan juga sunnah. Tingkatan kita dalam melaksanakan ibadah-ibadah tersebut berbeda-beda. Contohnya sholat wajib 5 waktu -dalam hal ini saya memukul rata bahwa kita semua sudah menjalankan sholat 5 waktu :)-. Ada diantara kita yang mengerjakannya di awal waktu dan ada yang sedikit menunda. Ada yang dengan berjamaah ada yang sendirian.

Pernah saya mendengarkan ceramah seorang uztad yang membahas peningkatan ibadah kita. Yaitu dengan melakukan perbaikan kwalitas ibadah yang biasa kita lakukan, insyaALLAH ibadah-ibadah yang nggak biasa kita lakukan akan bisa kita lakukan.

Dalam contohnya uztad tersebut menyebutkan: (urutan dibawah tidak sama dengan urutan yang disampaikan oleh uztad)
- Jika kita jarang sholat awal waktu kita usahakan supaya kita sholat awal waktu, insyaALLAH kita akan rajin sholat sunnah rawatib.
- Jika kita sudah rajin sholat sunnah rawatib, insyaALLAH kita akan rajin sholat Dhuha.
- Jika kita sudah rajin sholat Dhuha, insyaALLAH kita akan rajin membaca Al Quran.
- Jika kita sudah rajin membaca Al Quran, insyaALLAH kita akan rajin sholat malam
- dst ...

Tentu saja urutan di atas hanya contoh saja, kita bisa melaksanakannya dengan urutan yang sesuai dengan kita.

Semoga kita semua khususnya saya bisa meningkatkan kualitas ibadah kita dan bersama-sama kita meraih cinta-Nya.

Amin ...


-Wahyu Sulaksono-
yang belajar memperbaiki kualitas ibadah

Senin, Mei 12, 2008

Kalau suamiku sih ...


taken from eramuslim.com
Publikasi: 07/04/2004 08:51 WIB


eramuslim - Suamiku ke luar kota lagi. Terpaksa deh nggak belanja ke pasar, nunggu tukang sayur aja yang biasa beredar di komplek. Waduh! Ibu-ibu, para tetanggaku udah pada ngumpul. Bakalan seru nih. Mereka tengah mengelilingi gerobak sayur yang berhenti tak jauh dari rumahku. Percakapan nggak penting pun meramaikan suasana pagi. Biasalah ibu-ibu...

”Mbak, suaminya ke luar kota lagi ya?’ tanya seorang tetanggaku padaku saat aku baru saja mengucapkan salam pada mereka.

Rata-rata tetanggaku masih muda juga, nggak jauh usianya dariku.

”Kalau saya sih, kalau suami saya lagi keluar kota, bawaannya tuh pingin tau aja dia lagi di mana, lagi ngapain.” Sahut seorang tetanggaku tiba-tiba.

”Suami mbak suka nelfon nggak?” tanya seorang tetanggaku yang lain padaku.

Duh, ibu-ibu sukanya ngurusin orang lain aja deh, gumamku dalam hati. Aku sih hanya bisa tersenyum.

”Kalau suami saya nih ya... ” kata tetangga depan rumahku, ”mesti diingetin dulu sebelum berangkat ’ntar kalo udah nyampe telfon’. Gitu... Kalo nggak diingetin bisa nggak ada kabar sampe pulang lagi ke rumah.”

”Iya memang... mereka nyantai aja, tapi kita yang khawatir di rumah.” sambung yang lain.

Dalam hati, kalau suamiku sih... tiap ke luar kota tujuannya jelas, bagian dari pekerjaannya. Jadi gimana mau khawatir?! Emang sih dia nggak pernah nelfon aku untuk ngasih tau dia sedang apa. Tapi cukup hanya dengan miscal aku, aku tahu kok dia ngapain aja.

Tiap pagi jam 3 dia miscal, tanda dia udah bangun, mau sholat malem. Jam 5
miscal lagi tanda dia udah sholat subuh, mau ngaji. Miscal Jam 7 tandanya
dia udah makan, udah siap mau beraktivitas. Miscal jam 12 tandanya dia mau sholat zhuhur trus makan siang. Miscal jam 3 sore tandanya dia mau sholat ashar. Miscal jam 6 tandanya dia mau sholat maghrib dan diam di masjid
sampe isya. Jam 8 malam dia miscal lagi tanda dia udah makan malam. Kalau deringnya lama tandanya dia mau ngobrol sama aku atau anak-anak. Kalau nggak, ya berarti dia capek banget, mau langsung tidur.

”Kalo jeng ini mana khawatir, ibu-ibu.” bela tetangga sebelah rumahku, ”Lihat dong jilbabnya. Tinggal berserah diri sama Tuhan, ya sudah.” diikuti dengan anggukan ibu-ibu yang lain.

”Kalau suami saya itu ada lucunya juga... ” kata tetanggaku yang sedang memilih2 sayur bayam, ”kadang-kadang tengah malem dia nelfon ke rumah cuma mo bilang selamat tidur aja. Hi hi...”

”Wah, Kalo suami saya sih, suka nggak sensi. Kalo saya nelfon bilang lagi kangen sama dia, dia cuma bilang ’besok juga aku pulang’... Mbok ya bilang kangen juga gitu lho. Nggak sensi deh, nggak romantis!” gerutu seorang tetanggaku. ”Kalau suami mbak? Romantis nggak?” tanyanya padaku.

Walah?! Aku hanya tertawa kecil, lebih sibuk memilih ikan daripada ikut nimbrung percakapan mereka.

”Eh jangan salah. Jeng ini suaminya romantis buanget.” bela tetangga sebelah rumahku lagi.

Lha?! Aku jadi bingung. Kok malah dia yang lebih tahu.

”Pernah nih...” lanjutnya, ”pagi-pagi Jeng ini bikin kopi anget. Suaminya lagi duduk2 di depan rumah. Saya lagi nyapu halaman. Abis diminum sedikit sama suaminya, dia minta Jeng ini nyicipin. Ternyata kopinya itu pahit, lupa dikasih gula. Tapi gelasnya langsung ditarik sama suaminya. Tau nggak kata suaminya? Katanya gini... ’udah nggak pa pa, abis dicicipin dinda tadi, langsung manis tuh’. Gituuu...”

Waaa?! Semua orang memandangku... rasanya wajah ini sudah memerah jambu. Tapi aku jadi inget kejadian sore itu. Hi hi hi. Lucu juga.

”Waduh waduh... nggak nyangka lho mbak.” komentar tetanggaku, ”Ternyata di balik itu...”

”Makanya jangan kayak nuduh suami orang nggak romantis gitu dong.” sahut tetanggaku yang lain.

”Kalo suami saya mah jauh dari romantis. Kalo saya lagi pusing, pinginnya kan dimanja, dipijetin. Eee ini malah disuruh minum obat. Kalo nggak ada, beli sendiri ke warung.” gerutu seorang tetanggaku.

”yah betul atuh. Kalo pusing mah minum obat, masa minum racun.” sahut si akang tukang sayur yang ternyata mengikuti perbincangan pagi itu. Tawa ibu-ibu pun menyambut ceplosannya. Aku jadi ikut ketawa juga. Tukang sayurnya ikut-ikutan aja deh.

Pikir-pikir, Kalo suamiku sih... kalo nemenin belanja, selalu ngangkatin barang2 belanjaan. Kalo aku masak pagi2 untuk sarapan, dia pasti nemenin aku duduk di ruang makan walaupun sebenernya dia masih ngantuk, nggak tega
katanya kalo aku sendirian di dapur. Kalo aku lagi males nyetrika, dia bilang ’udah besok aja’, padahal baju itu mo dipake besok itu juga. Emang sih dia nggak bantuin nyetrika. Tapi aku kan jadi nggak beban.

Tapi apakah suamiku romantis, aku masih ragu... Pernah suatu kali saat suamiku berada dalam perjalanan ke luar kota. Aku lagi iseng nih ceritanya.
Aku sms dia, ”abang, malam ini gelap ya? oh iya, kan bulannya lagi ke luar kota.” Dan tak berapa lama dia membalas, ”nggak ada bulan tuh disini, nda. gelap juga, sama.” He he he... ternyata dia nggak ngerti maksudku.

Tapi ah, ngapain aku pikirin. Romantis gak romantis, tetep cinta kok.

Tiba-tiba hp-ku berbunyi di kantong gamisku.

”Wah, ada sms ya, Jeng. Pasti dari suaminya.” goda tetangga sebelah rumahku.

”Iya... tadi pagi saya sms nanyain gimana pagi di sana. Ini pertama kalinya dia datang ke kota itu.” jawabku sambil membaca apa yang tertulis di layar hp-ku itu.

”Apa jeng katanya?” usik tetanggaku yang penasaran melihat aku tersenyum geli.

”Nggak penting kok.” jawabku sambil memasukkan semua belanjaanku ke dalam plastik dan membayarnya. ”Yuk, ibu-ibu... assalaamu’alaykum.” Aku pun pamit pulang ke rumah.

Hmmm, masih dengan senyuman ini... tak bisa hilang kata-kata yang terbaca di layar hp itu dari benakku, jawaban saat kutanya keadaan pagi di kota tempat ia sedang berada.

”Dinda sayang... bagaimana hari bisa pagi di sini, sementara matahari terbit di mata dinda”


Princess LL
wife_wannabe@eramuslim.com


untuk pangeranku... tak perlu kau bacakan puisi dari bawah jendelaku, jangan pula kau culik aku dengan kudamu, ataupun kau taburkan mawar di sepanjang jalanku. Ketuk saja pintu itu, maka aku akan menerima apa adanya dirimu.